JALAN JALAN KE ISRAEL 2015 (Part 3)

HARI KE 4 (Rabu, 24 Juni 2015)
Seperti biasa, saya memulai pagi hari dengan sarapan hotel



Hari ini merupakan hari terakhir kami di Nazaret karena sorenya kita akan berangkat menuju kota Yerusalem, sehingga semua koper sudah harus di keluarkan dari kamar hotel dan di masukkan ke dalam bis. Sebelum menuju Yerusalem, masih ada 2 lokasi yang akan kami kunjungi yaitu Nazareth Village dan naik perahu di danau Galilea.
Sehabis sarapan pagi masih ada waktu sedikit sebelum berangkat ke Nazareth Village, jadi saya menghabiskan waktu untuk mengambil foto kota Nazaret yang terakhir dari hotel. Pemandangan kota Nazaret di pagi hari sangat indah, dengan pantulan sinar matahari pagi  terlihat seperti kuning keemasan.
 


Nazareth Village merupakan lokasi wisata yang dibuat seperti keadaan di jaman Yesus, orang-orang di dalamnya akan berpakaian dan melakukan kegiatan seperti di jaman Yesus, sangat menarik...kita seakan akan dibawa kembali ke jaman itu.

Sebelum menuju area outdor kita akan dibawa masuk terlebih dahulu ke dalam ruangan yang  seperti museum kecil, dan akan diberikan penjelasan mengenai benda-benda yang digunakan atau keterangan situasi dan sejarah di jaman tersebut.


Saya baru tahu bahwa ternyata salib yang digunakan di jaman penjajahan romawi untuk menghukum penjahat itu ternyata tidak tinggi, hanya sekitar ketinggian manusia, karena dijelaskan bahwa bila terlalu tinggi juga akan sulit menegakkan salib itu, Dan foto dibawah ini merupakan replika salib tersebut.
Setelah melewati lorong ini, kita akan langsung terasa dibawa ke jaman 2000 tahun yang lalu
 Di sepanjang area dipenuhi dengan pohon zaitun


Gembala dan domba-dombanya
 
 
 

 Alat ini merupakan alat untuk menggiling buah zaitun dalam proses pembuatan minyak zaitun



Replika Sinagoge atau rumah ibadat Yahudi
 Replika kitab Taurat yang selalu dbaca oleh para imam di rumah ibadat
Sedang diperagakan cara menenun kain di jaman itu
 

Sebelum meninggalkan tempat ini, setiap pengunjung akan diberikan pelita seperti ini. Pelita merupakan alat penerang di jaman itu dan dengan bahan bakar minyak untuk dapat menyalakan sumbunya.
Dari Nazareth Village kami menuju Danau Galilea

 Sekitar area Danau Galilea
di sana kami dibawa ke dermaga untuk naik perahu replika yang juga dibuat seperti kapal nelayan di jaman Yesus.
 Tampak dari sampaing
 Nama perahu yang kami tumpangi bernama "King David"
Kita melakukan pujian dan penyembahan di dalam kapal ini
Danau Galilea merupakan lokasi yang sangat penting dalam Kekristenan karena ternyata  70% dari mujizat yang Tuhan Yesus lakukan ada di sekitar Danau Galilea. Sungguh ajaib rasa saat berlayar di danau Galilea ini sambil merenungkan apa yang Yesus lakukan di danau ini, saya sekarang berada di danau yang sama dengan saat Yesus ada di dunia ini, rasanya seperti mimpi........

Dan ada lagi hal menarik yang dilakukan di atas kapal ini adalah melakukan upacara pengibaran bendera merah putih dengan diiringi lagu Indonesia Raya, mendengar lagu Indonesia Raya dikumandangan dan pengibaran bendera ada perasaan yang bangga dan terharu, karena  hubungan diplomatik yang buruk antara Indonesia dengan Israel tetapi lagu kebangsaan negara dan pengibaran bendera dapat dilakukan dengan bebas, bahkan selama di Israel saya dapat melihat bahwa turis dari Indonesia diterima dengan sangat baik oleh orang-orang Israel tidak ada tanda-tanda pertentangan sama sekali.
Bendera Indonesia dan Israel terlihat berdampingan
 Rombongan Taiwan foto bersama dengan Pak Peter dan Ibu Kristin

Salah satu hal yang tidak boleh dilewatkan saat di sekitar danau Galilea adalah menyantap ikan Petrus, dinamakan ikan Petrus karena diyakini bahwa ikan inilah yang ditangkap oleh Petrus murid Yesus yang berprofesi sebagai nelayan.






 Inilah ikan Petrus yang terkenal itu, penyajiannya sangat sederhanya, hanya digoreng saja dan disiram dengan lemon segar, saya sendiri tidak makan ikan jadi bisa memilih ayam.
Setelah makan siang kami dibawa ke sebuah toko yang menjual oleh-oleh khas Israel yaitu korma dan kacang Israel, wah saat kami tiba di sana tokonya langsung diserbu, sampai semuanya diborong oleh peserta grup kami, orang Indonesia memang terkenal suka belanja hahaha......😄


Sehabis puas berbelanja kita akan mulai perjalanan menuju Yerusalem, sepanjang perjalanan menuju kota Yerusalem kami melewati daerah gurun yang gersang.

Terlihat unta yang sedang duduk beristirahat santai
Lokasi pertama yang kami kunjungi di Yerusalem adalah di daerah kota tua Yerusalem, kami berjalan melewati jalur Via Dolorosa, tetapi tidak semua stasiun kami lewati, karena tujuan utama kita adalah menuju tembok ratapan.
Kami memasuki kota tua dengan melewati Lion Gate, yang merupakan perkampungan  (kota tua terbagi atas perkampungan Yahudi, perkampungan Arab,perkampungan Armenia dan perkampungan Kristen).
Sekitar area perkampungan arab terkesan kumuh dan kotor, tour guide mengingatkan kami untuk berhati-hati dengan copet karea di daerah sini lebih rawan, dan saat berjalan jangan keluar dari grup, bahkan kami  disarankan untuk tidak membawa tas dan ditinggal di dalam bis akan lebih aman.
 Lion Gate
Tour guide kami yang sedang memberikan penjelasan



Keadaan di perkampungan arab sangat ramai.
Kebetulan saat kami di sana bertepatan dengan bulan puasa umat muslim, jadi di sepanjang jalan dapat terlihat banyak penduduk muslim yang sedang membeli makanan untuk persiapan buka puasa.


Di daerah yang dilalui oleh banyak turis biasanya akan terlihat tentara Israel yang sedang berjaga-jaga untuk keamanan.
 
Lorong  ini merupakan jalur menuju Mazjid Al Aqza, tapi kami tidak berkunjung kesana, karena selama bulan puasa ditutup untuk umum khususnya yang non muslim..

 
Saat hampir tiba di area tembok ratapan, kami harus melewati pemeriksaan ketat oleh anggota keamanan Israel


 
 Setelah melewati gerbang ini maka tibalah kita di Tembok Ratapan
Cuaca hari ini sangat bagus, dan karena Yerusalem termasuk dataran tinggi, maka udaranya di sore hari sangat sejuk.
Tembok ratapan terbagi atas 2 bagian yang dibatasi dengan pagar pembatas yang memisahkan antara pria dan wanita. Pria di bagian kiri dan wanita di sebelah kanan. 


Tembok ratapan merupakan sisa tembok Bait Suci yang dibangun oleh Raja Herodes, dan Bait Suci itu hancur saat orang Yahudi memberontak pada Kerajaan Romawi pada tahun 70 Masehi
Di sana kita akan melihat orang-orang Yahudi berdoa dengan sangat khusyuk di sana, dan juga  banyak kertas-kertas yang berisi doa-doa yang diselipkan di celah-celah tembok.


Di sini karena merupakan wilayah Yahudi karena itu kita akan dapat melihat orang Yahudi Ortodoks yang masih berpegang kuat pada adat tradisi kuno Yahudi dengan pakainnya dan topi yang berwarna hitam serta cabang rambutnya yang dikepang


Inilah suasana di sekitar Tembok Ratapan 






Kami keluar dari kota tua Yerusalem ini dari gerbang Dung (Dung Gate)
Setelah itu kami berangkat menuju hotel Dan Jerusalem, tempat kita menginap selama di Yerusalem, hotel bintang 4 yang sangat besar.


Lobinya besar sekali serta terlihat megah dan mewah

 Area sekitar kamar hotel
Lorong kamar hotel
 Kamanya termasuk luas dan sangat bersih serta nyaman

 Toiletnya juga sangat bersih lengkap dengan segala amenties-nya

Biasanya hotel di Israel tidak memberikan air mineral gratis di dalam kamar hotel, tetapi Dan hotel ini menyediakannya 2 botol air hanya di hari pertama , jadi lumayan juga karena harga air mineral di Israel sangat mahal 1botol isi 500 ml seharga 3US$
Setelah pembagian kamar dan meletakkan koper masing-masing, kami menuju ruang makan untuk makan malam.

Menu di hotel ini lebih varisasi dari hotel sebelumnya, dan dessertnya beraneka macam, hanya bagi saya terlalu manis sehingga tidak mencoba banyak.



HARI KE 5 (Kamis, 25Juni 2015)
Sarapan pagi hari ini

Perjalanan hari ini akan dimulai dengan menuju ke Knesset yang merupakan Gedung Parlemen Israel, lokasinya tidak jauh dari hotel, kurang dari 20 menit kita sudah sampai, kami diturunkan di pinggir jalan dan berjalan kaki untuk memasuki area knesset.

Saat jalan menuju knesset kita akan melewati "Rose Garden" yang ditanami dengan mawar-mawar yang cantik, tapi kita sih ngak masuk cuma lewat saja...



Kita hanya di depan area Gedung Parlemen Knesset saja, karena tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam. Di depan Knesset ada sebuah Menorah besar setinggi 5 meter yang merupakan hadiah kemerdekaan kepada Israel pemberian dari Partai Buruh Inggris.
Menorah merupakan lambang negara Israel yaitu kaki dian yang bercabang 7 yang dulunya berada di dalam Bait suci Yahudi tetapi sejak Bait Suci diruntuhkan menorahnya ikut hilang dan tidak ditemukan sampai sekarang.


 Petugas keamanan yang berjaga-jaga di depan parleman
Kebetulan saat kami di sana ada anak-anak kindergarten yang sedang mengikuti study tour bersama guru-gurunya, mereka sangat lucu-lucu dan akhirnya malah menjadi fokus foto kami,,,

Pas waktu makan siang, anak-anak mengeluarkan bekal masing-masing dan menikmatinya, mereka semua terlihat sangat sopan dan patuh dengan gurunya, benar-benar sangat teratur dan tidak berkeliaran sendiri

 Foto bersama mereka
Mereka juga mengantri bergantian untuk berfoto dengan "Menorah"
  Saya juga tidak mau ketinggalan foto bersama Menorah
Untuk bisa foto dari arah depan memang agak susah karena ramai sekali dengan pengujung, lihat saja belakang saya yang terlihat banyak orang
 
Sebelum menuju bis untuk lanjut ke tempat berikutnya masih ada waktu, jadi kami gunakan kesempatan ini untuk foto-foto disekitar area




Dari Knesset kita beralih menuju Bukit Sion , saat melihat papan penunjuk arah yang tertulis "Mt Zion" jadi mengingatkan saya lagu yang sering dinyanyikan saat sekolah minggu dulu "Ku mendaki ke bukit Sion, kuj alani bersama sama, ku mendaki ke bukit Sion ku jalani bergandeng tangan, Haleluya......dstnya"😄, saat menyanyikan lagu tersebut dulu tidak bprnah berpikir bahwa suatu saat saya akan menginjakkan kaki di buki Sion juga💓


 
Tujuan perjalanan kami ke bukit Sion adalah mengunjungi lokasi Upper Room yang diyakini merupakan lokasi di mana Yesus melakukan perjamuan makan terakhir bersama murid-muridnya dan juga saat murid-murid Yesus menanti pencurahan Roh Kudus , dan kami masuk ke dalam kota Tua Yerusalem ini lewat pintu gerbang "Zion Gate".



 
Suasana di sekitar area bukit Sion




 

Siangnya kita melanjutkan perjalanan ke kota Yerikho yang merupakan wilayah otoritas Palestina,
Kota Yerikho ternyata merupakan kota tertua di dunia, karena merupakan wilayah otoritas Palestina jadi semuanya berbau Arab


Di sana terdapat bukit pencobaaan atau "Mt Temptation" di mana Yesus dicobai oleh iblis.
Kami makan siang di sini di Mt of Temptation Restaurant


Restaurant-nya ada di lantai 2, di bagian lantai 1 ada toko-toko yang menjual souvenier dan oleh oleh seperti buah kurma.

Resataurannya merupakan sistem buffet sepuasnya, dan makanannya sangat khas dengan makanan ala timur tengah, wangi rempeh-rempahnya sangat kuat, saya lumayan menyukainya...


Setelah makan siang kita diberi waktu lumayan untuk beristirahat di sekitar lokasi dan ada sebagian yang masuk ke toko-toko untuk berbelanja souvenir ada juga yang berfoto-foto, kebetulan di sana ada yang menjugal juice yang fresh, sayapun membelinya karena terlihat sangat segar ditambah udara di kota Yeriko sangat panas dan gersang, harganya 1 gelas 3.20 US$ , saya suka membeli juice di Israel karena mereka tidak mencampur lagi dengan tambahan gula dan air sehingga benar-benar juice yang asli.

Suasana lokasi di sekitar Restaurant , ditanami banyak sekali buah korma, Yeriko memang merupakan daerah penghasil korma

 
Jericho...The Oldest City of the World
Dari sini kita berjalan kaki menuju reruntuhan tembok Yerikho, yang merupakan tembok yang dikelilingi 7 kali oleh Yosua berserta bangsa Israel dan yang akhirnya runtuh pada saat yang ke 7 kali.
Jalan menuju runtuhan tembok Yerikho itu sangat panas dan gersang sekali, untung saya membawa payung


Sisa runtuhan tembok Yeriko


  

Ini adalah pohon ara, kita melihatnya dari dalam bis, sebelum meninggalkan kota Yeriko. Melihat pohon ara ini membuat pikiran saya terlintas dengan cerita Zakeus yang naik ke atas pohon ara untuk melihat Tuhan Yesus . Pohonya lumayan besar
Dari Yerikho kami menuju tujuan selanjutnya yaitu "Dead Sea" yang dikenal dengan laut mati.
Laut mati berlokasi di titik terendah permukaan bumi, sehinggu suhu udaranya pun sangat tinggi, jadi waktu yang paling baik untuk ke laut mati adalah pagi dan sore hari, karena kalau saat siang kita pasti akan terbakar dengan sinar mataharinya.

Kita saja yang ke sana saat sore hari masih merasakan kedahsyatan mataharinya
Saya sendiri tidak ikut berendam di laut mati, pertama karena mataharinya yang sangat terik dan juga saya malas untuk harus berbilas setelah berendam, dan banyak juga yang tidak ikut masuk ke dalam laut mati.
Karena kadar garam yang sangat tinggi sehingga membuat orang akan mengapung, yang perlu diingat saat masuk ke dalam laut mati adalah jangan mengenai airnya pada mata, karena dapat membuat mata sangat perih. Kandungan mineral yang sangat kaya diyakini sangat baik untuk perawatan kulit, sehingga di Israel juga terkenal produk kecantikan kulit yang bernama "Ahava" , yang dibuat dari bahan dasar mineral di laut mati ini.


Bener-bener ngak kuat berdiri lama-lama disini karena mataharinya yang sangat terik terasa terbakar kulitnya


 Karena saya tidak ikut berendam, jadi saya mencari tempat untuk berteduh dan duduk santai di sana
Sore hari setelah matahari terbenam udaranya mulai terasa lebih enak, dengan anginya yang mulai sejuk

Perjalanan ke Laut mati mengakhiri perjalanan kami hari ini, malamnya kami kembali ke hotel untuk menikmati makan malam dan beristirahat.



 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

JALAN JALAN KE SWISS 2018 (Part 3) - Grindelwald First

JALAN JALAN KE SWISS 2019 Part 2 - Zermatt, Wengen, Lauterbrunnen

JALAN JALAN KE SWISS 2018 (Part 1)